Juli 02, 2008

FITRAH KEMANUSIAAN

Ada yang harus dimengerti tentang nilai-nilai sebuah kemanusiaan, tentang kebersamaan sesama makhluk Tuhan, akan persamaan hak yang selama ini kita masih melupakan. Kehidupan adalah putaran waktu yang telah ditetapkan untuk kita agar diri ini semakin mengerti tentang keagungan Yang Mahasuci. Agar diri ini semakin sadar dan memahami betapa kita juga membutuhkan orang lain untuk bersama-sama saling mengisi dan melengkapi. Orang kaya membutuhkan yang miskin, begitu juga sebaliknya orang miskin membutuhkan uluran tangan para dermawan.
Orang pandai tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang bodoh, begitu juga sebaliknya. Seorang presiden tidak akan dapat melaksanakan roda pemerintahan jika rakyat kecil tidak mendukungnya. Begitu juga dengan yang terjadi antara kita, kita hanya sekadar menjalani apa yang telah diri-Nya kehendaki. Apa yang tidak kita miliki bisa jadi orang lain mampu memberi, sedangkan apa yang tidak orang lain miliki kita justru mempunyai. Kita saling memberi dan mengisi, kita saling melengkapi meski terkadang belum sesuai dengan apa yang kita kehendaki.

Kemanusiaan adalah aliran rasa persaudaraan, curahan cinta dan kasih sayang, serta jalinan kesucian hati dan kehalusan budi. Kalau kita sudah bisa mengerti tentang itu, maka sulitlah bagi kita untuk bisa membenci, berat terasa jika hati ini menyakiti perasaan orang, enggan dan malu jika harus melakukan keburukan. Mengapa? Karena, kita benar-benar mengerti dan merasakan akan kerendahan diri di hadapan Yang Mahasuci. Kita menyadari betul kalau jiwa ini tiada mempunyai kekuatan apa-apa, hati ini begitu hina sedang jasad ini tak ubahnya bentuk yang tak pantas untuk dibanggakan.
Kita hanyalah manusia, maka tak ada gunanya jika kita menganggap diri ini paling mulia apalagi berkuasa, di atas langit ada langit dan siapa yang nomor wahid hanya Tuhan yang lebih mengetahui. Kebesaran, kedudukan, kekuasaan, dan kehormatan hanyalah titipan, namun mengapa justru karena itu kita saling menjatuhkan, kita rela melakukan apa saja asal dapat meraih jabatan dan kedudukan. Persahabatan tidak lagi dihiraukan, persaudaraan hanya berlaku jika mendatangkan keuntungan, meski seperti itu kita masih bisa bicara atas nama kemanusiaan. Sungguh, kita memang tiada rasa malu, mata dan hati kita sudah tertutup oleh beragam bentuk kehinaan dunia.
Belajarlah untuk mengerti bagaimana cara menghormati dan menghargai saudara, mencintai dan menyayangi, menjaga dan melindungi semampu kita bisa. Mengerti, memahami, dan merasakan, bukan hanya sekadar tahu. Berat memang kalau dipikirkan, namun ketahuilah bahwa nilai kemanusiaan itu tidak untuk dipikirkan, apalagi hanya sebuah ide yang cukup dilontarkan. Nilai kemanusiaan adalah kehidupan itu sendiri, yang mana kita harus menjalani. Nilai kemanusiaan bukanlah jalan menuju kehidupan melainkan dirinya adalah bagian dari kehidupan itu sendiri.
Dan kita tidak akan pernah merasakan itu semua selama diri ini hanya diam tanpa melakukan apa-apa, Karena, nilai kemanusiaan bukanlah pelajaran yang cukup untuk dihafal, melainkan dirinya adalah guru. Nilai kemanusiaan adalah rasa dari tiap-tiap diri kita, dan selama diri ini masih dalam genggaman kesombongan dan keangkuhan, selama diri ini tidak berdaya untuk melawan kebencian dan kedengkian, maka selama itu juga kita tidak akan pernah mengerti apa sebenarnya makna terdalam dari nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. “Khâdim Komunitas Jalan Sunyi”

Tidak ada komentar: